Pengertian Masa Prasejarah dan Masa Sejarah Serta Perbedaannya

Pengertian Masa Prasejarah dan Masa Sejarah Serta Perbedaannya [image by www.britain-magazine.com] ~
Pernahkah teman-teman mendengar istilah Masa Prasejarah atau Prehistory dan Masa Sejarah atau History. Istilah tersebut biasa kita baca dan kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, tapi apakah teman-teman tahu arti dari kedua kata tersebut?

Secara garis besar, seluruh kurun waktu sejarah dibagi menjadi dua yaitu masa praaksara atau prasejarah (prehistory) dan masa sejarah atau aksara. Masa praaksara atau prasejarah (prehistory) merupakan zaman manusia belum mengenal tulisan. Masa pra-aksara dimulai sejak adanya kehidupan di permukaan muka bumi hingga manusia mengenal tulisan.

Adapun masa sejarah/aksara masa dimana manusia sudah mengenal tulisan. Kurun waktunya merentang sejak manusia mengenal tulisan hingga sekarang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembedaan masa praaksara dan masa sejarah didasarkan pada fakta apakah manusia sudah mengenal tulisan-menulis atau belum.

Nah teman-teman, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian dan perbedaan masa prasejarah dan masa sejarah. Jika nanti teman-teman ditanya tentang hal yang demikian maka teman-teman sudah bisa untuk menjawabnya. Sekian dan salam sejarah.

Pengertian Prasasti dan Bahan Bahan Pembuatnya

Pengertian Prasasti dan Bahan Bahan Pembuatnya ~ Cerita-cerita atau pweristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat kita ketahui dari peninggalan-peninggalan yang banyak ditemukan. Khususnya di Indonesia, peristiwa yang terjadi pada kerajaan-kerajaan terdahulu banyak dituliskan pada sumber sejara berupa Prasasti-prasasti.

Prasasti [image by viva.co.id], 
Prasasti berarti pengumuman atau proklamasi, semacam perundang-undangan yang memuji raja, dan biasanya berbentuk puisi atau bahasa puisi. Dalam istilah bahasa Inggris disebut enloggistie. Istilah lain untuk prasasti adalah inscriptie atau piagam. Ilmu yang mempelajari tentang prasasti disebut epigraphy.

Prasasti ada yang terbuat dari batu (disebut Caila Prasasti), dari logam, atau dari batu bata. Wujud prasasti yang berupa batu (Caila Prasasti) terdiri atas:
  1. batu biasa (batu kali) disebut natural stone;
  2. batu lingga (batu lambang Siwa);
  3. pseudo lingga (lingga semu), biasanya berupa batu patok atau batu pembatas;
  4. batu yoni (lambang isteri Siwa), biasanya juga disebut lambang wanita.
Adapun prasasti dari logam terbuat dari tembaga, perunggu, atau emas. Prasasti dari perunggu, misalnya, prasasti dari Airlangga, yakni prasasti Calcutta. Prasasti yang berupa batu bata disebut juga Terra Cotta. Prasasti dari batu bata ini di Indonesia hanya sedikit sekali kita dapatkan. Contohnya adalah prasasti di candi Sentul.

Sumber referensi: Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Pengertian dan Macam Macam Sumber Sejarah Menurut Moh. Ali dan Muh. Yamin

Pengertian dan Macam Macam Sumber Sejarah Menurut Moh. Ali dan Muh. Yamin ~ Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. Menurut Moh. Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang. Sementara Muh. Yamin mengatakan bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Sumber sejarah tertulis [image by pelajaran.co.id], 
Ada tiga macam sumber sejarah, yaitu sumber tertuli, sumber lisan, dan sumber benda.

1. Sumber tertulis
Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalanpeninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah, piagam, babad, surat kabar, tambo (catatan tahunan dari Cina), dan rekaman. Sumber tertulis dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer (dokumen) dan sumber sekunder (buku perpustakaan).

2. Sumber lisan
Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Misalnya, seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut Serangan Umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang dialami dan dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dapat dipakai untuk bahan penelitian sejarah.

Dapat juga berupa penuturan masyarakat di sekitar kota Yogyakarta saat 1 Maret 1949 yang ikut menyaksikan Serangan Umum tersebut, penuturannya juga dapat dikategorikan sebagai sumber lisan. Jika sumber lisan berupa cerita rakyat (folklore), maka perlu dicermati kebenarannya sebab penuh dengan berbagai mitos.

3. Sumber benda
Sumber benda adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan bendabenda kebudayaan, misalnya, alat-alat atau benda budaya, seperti kapak, gerabah, perhiasan, manik-manik, candi, dan patung.

Sumber referensi: Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Masa Periodisasi Sejarah Indonesia Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

 Masa Periodisasi Sejarah Indonesia Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo ~ Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi sejarah.

Masa periodisasi sejarah indonesia [image by jokowarino.id], 
Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia.

Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik dari Eropa ataunegara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam.

Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan sebab sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana sentris). Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai berikut.
  1. Prasejarah
  2. Zaman Kuno
    • Masa kerajaan-kerajaan tertua
    • Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
    • Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).
  3. Zaman Baru
    • Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
    • Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
    • Masa pergerakan nasional (abad XX).
  4. Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Sumber referensi: Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Pengertian Zaman Praaksara dan Zaman Sejarah

Pengertian Zaman Praaksara dan Zaman Sejarah ~ Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Pengertian zaman praaksara dan zaman sejarah [image by eduspensa.id], 
Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi sejarah.

Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek permasalahan serta pribadi penelitinya. Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.

Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.

Zaman sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah dibagi tiga sebagai berikut.
  1. Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
  2. Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai abad ke-18.
  3. Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer.
Sumber referensi: Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Konsep Periodisasi Sejarah Indonesia Menurut Prof. Dr. Soekanto

Konsep Periodisasi Sejarah Indonesia Menurut Prof. Dr. Soekanto ~ Periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Gambar ilustrasi periodisasi sejarah [image by Jagad.id], 
Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut.
  1. Masa pangkal sejarah : – 0
  2. Masa Kutai-Tarumanegara : 0 – 600
  3. Masa Sriwijaya-Medang-Singosari : 600 – 1300
  4. Masa Majapahit : 1300 – 1500
  5. Masa Kerajaan Islam : 1500 – 1600
  6. Masa Aceh, Mataram, Makassar : 1600 – 1700
  7. Masa pemerintah asing : 1700 – 1945
    • Zaman Kompeni (1800 – 1808)
    • Zaman Daendels (1808 – 1811)
    • Zaman British Government (1811 – 1816)
    • Zaman Nederlands – India (1816 – 1942)
    • Zaman Nippon (1942 – 1945)
  8. Masa Republik Indonesia : 1945 – sekarang
Sumber referensi: Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Periodisasi Sejarah di Indonesia Menurut H.J. de Graaf dan Moh. Yamin

Periodisasi Sejarah di Indonesia Menurut H.J. de Graaf dan Moh. Yamin ~ Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu.

Sejarah Indonesia [image by souletz.blogspot.com]
Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah. Dua tokoh yang menyampaikan periodisasi Sejarah di Indonesia yaitu H.J. de Graaf, dan Moh. Yamin. H.J. de Graaf, dalam bukunya yang berjudul :"Geschiedenis van Indonesia", membagi babakan waktu sejarah Indonesia sebagai berikut.
  1. Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai dengan 1650).
    • Zaman Hindu.
    • Zaman penyiaran Islam dan berdirinya Kerajaan Islam.
  2. Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800).
  3. Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800).
  4. VOC di luar Indonesia.
Selanjutnya Moh. Yamin dalam bukunya "6000 Tahun Sang Merah Putih", membuat babakan waktu/periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut.
  1. Zaman Prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi.
  2. Zaman Proto Historis, dari permulaan Tarikh Masehi sampai ke Abad VII.
  3. Zaman Sriwijaya - Sailendra (abad VII - XII).
  4. Zaman Singasari - Majapahit (Abad XIII- XVI).
  5. Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia sejak XVI - XIX.
Bila kita cermati, masih banyak lagi periodisasi yang dapat dibuat untuk sejarah Indonesia; apalagi Indonesia sekarang sudah memasuki zaman reformasi, sehingga rentangan sejarah Indonesia dari zaman prasejarah hingga zaman reformasi menjadi garapan tersendiri bagi para sejarawan Indonesia di masa kini.

Masih banyak contoh adanya periodisasi, yang dibuat oleh tokohtokoh sejarah. Satu hal yang perlu diperhatikan dan dipahami bahwa dalam periodisasi terdapat banyak unsur/faktor yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk menyusun pembagian waktu, seperti: faktor geografis, kronologis, keluarga/dinasti, perjuangan manusia, ekonomi, teori evolusi dan sebagainya.

Sumber referensi : Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / Dwi Ari Listiyani ; Editor Hermanu Joebagio ; Ilustrator Haryana Humardani. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, 2009.

Pengertian dan Tujuan Periodisasi Dalam Sejarah

Pengertian dan Tujuan Periodisasi Dalam Sejarah ~ Dalam periodisasi diadakan serialisasi rangkaian babakan menurut urutan zaman. Sejarah dibagi-bagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masingmasing. Periodisasi sangat penting dalam historiografi karena merupakan batang tubuh cerita sejarah.

Ilustrasi sejarah [image by timesindonesia.co.id], 
Periodisasi mengungkapkan ikhtisar sejarah dan di dalamnya harus dapat dikenali jiwa atau semangat setiap zaman, masing-masing pola dan struktur urutan kejadian, atau peristiwa-peristiwa. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama dan sebagainya.

Setiap penulis sejarah bebas menentukan/memilih periodisasi, yang mencerminkan keyakinannya, pendiriannya, dan visi sejarahnya.

Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah.

Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis sejarah akan tetapi juga bagi para pembaca/penggemar cerita sejarah apalagi bagi para siswa yang belajar ilmu sejarah. Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam setting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta menarik para pembaca atau siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.

Adapun tujuan dari pembabakan waktu adalah sebagai berikut.

1. Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti.

2. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa, dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu.

3. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau sistem pemenggalan yang telah dipakai dipelbagai tempat dan waktu, memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain.

4. Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.

5. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis.

Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan berbagai aspeknya. Pelaksanaan periodisasi yang paling mudah ialah dengan pembabakan yang disusun berdasarkan urutan abad. Akan tetapi, periodisasi yang demikian mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau.

Sumber referensi: Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / Dwi Ari Listiyani ; Editor Hermanu Joebagio ; Ilustrator Haryana Humardani. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, 2009.

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli ~ Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah (syajaratun) artinya pohon. Di Indonesia sejarah dapat berarti silsilah, asal-usul, riwayat, dan jika dibuat skema menyerupai pohon lengkap dengan cabang, ranting, dan daun. Di dalam kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah.

Ilustrasi sejarah [image by mudanews.com], 
Adapun beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
1. Roeslan Abdulgani, mengemukakan bahwa sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres masa depan.

Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dalam penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan sedikit banyak tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan.

2. Moh. Yamin, SH, memberikan definisi sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.

3. Thomas Carlyle, memberikan definisi sejarah adalah peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yangpernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.

4. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.

5. Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.

Sumber referensi: Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / Dwi Ari Listiyani ; Editor Hermanu Joebagio ; Ilustrator Haryana Humardani. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, 2009.

Sejarah Singkat Indische Partij (IP)

Sejarah Singkat Indische Partij (IP) ~ Indische Partij (IP) didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Tujuan didirikannya partai polilik ini adalah mempersatukan Hindia Belanda sebagai persiapan Hindia merdeka. Tujuan ini disebarluaskan melalui surat kabar De Express.

Indische Partij [image by id.wikipedia.org], 
Anggaran dasar dan program kerja IP adalah membangun patriotisme IP terhadap tanah air, bekerja sama atas dasar kesamaan ketatanegaraan demi memajukan tanah air, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.

Untuk mencapai tujuan partai, caracara yang ditempuh IP adalah memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, meresapkan cita-cita kesatuan nasional Hindia, memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam pemerintahan, memperjuangkan persamaan hak setiap warga, memperbaiki keadaan ekonomi Hindia, menghindiakan pengajaran untuk kepentingan ekonomi.

Karena program dan cita-cita IP dianggap membahayakan Belanda, IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Akan tetapi, Soewardi Soerjaningrat tetap menyebarluaskan kritik melalui tulisan berjudul "Als ik een Nederlander was ...." (seandainya aku seorang Belanda) yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan Belanda atas negara jajahannya.

Alasan Suwardi menulis tulisan tersebut adalah kritik atas kebijakan Belanda yang memungut dana pada rakyat untuk ulang tahun kemerdekaan Belanda. Akibat tulisan tersebut, ketiga tokoh IP ditangkap. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangunkusumo ke Banda, dan Soewardi Soerjaningrat ke Bangka. Tetapi, atas permintaan mereka sendiri, ketiganya dibuang ke Belanda pada tahun 1913.

Sumber pustaka: Cakrawala Sejarah 2 : untuk SMA / MA Kelas XI ( Program IPS ) /penulis, Wardaya ; editor, Sugiharti ; illustrator, Mulyanto .— Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.