Pengerahan Romusha dan Eksploitasi Kekayaan Alam Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Pengerahan Romusha dan Eksploitasi Kekayaan Alam Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia ~ Untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang, diperlukan bantuan tenaga yang lebih besar. Jepang melakukan rekrutmen anggota romusha yang dikerahkan untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Romusha paling besar adalah dari Jawa yang dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai di Malaya, Burma, dan Siam.

Romusha [image by materi4belajar.blogspot.com], 
Sebagian besar romusha adalah penduduk yang tidak berpendidikan. Mereka terpaksa melakukan kerja rodi ini karena takut pada Jepang. Dalam bekerja, mereka diperlakukan seperti binatang. Makanan tidak terjamin, kesehatan sangat minim, sementara pekerjaan sangat berat. Ribuan rakyat Indonesia meninggal akibat romusha.

Mendengar nasib romusha yang sangat menyedihkan, banyak pemuda yang meninggalkan kampungnya. Mereka takut akan dijadikan romusha. Akhirnya, banyak desa yang sebagian besar didiami kaum perempuan, orang tua, dan anak-anak. Kejahatan Jepang yang sangat menyakitkan adalah pemaksaan wanita-wanita untuk menjadi Jugun Ianfu (wanita tunasusila).

Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia jauh lebih kejam dari Belanda. Semua usaha yang dilakukan di Indonesia harus menunjang keperluan perang Jepang. Eksploitasi yang dilakukan oleh Jepang sebagai berikut.
  1. Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan mengawasi langsung pengusahaannya.
  2. Usaha perkebunan dan industri harus mendukung keperluan perang, seperti tanaman jarak untuk minyak pelumas.
  3. Rakyat wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa Hokokai dan instansiinstansi pemerintah lainnya. Keadaan inilah yang semakin mendorong kesengsaraan rakyat.
  4. Dalam masa panen, rakyat wajib melakukan setor padi sehingga mereka hanya membawa pulang padi sekitar 20% dari panenan. Inilah yang membawa musibah kelaparan dan penyakit busung lapar di Indonesia. Banyak penduduk makan umbi-umbian liar, yang sebenarnya hanya pantas untuk makanan ternak.
Sumber : IPS Untuk SMP/MTs kelas VIII/ Rogers Pakpahan, Losina Purnastuti, Aman, Ignatius Kingkin T. ; editor, Arna Asna Annisa, Ika Setyarini, Indah Mayasari P., Nur Fidiyati.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

0 Response to "Pengerahan Romusha dan Eksploitasi Kekayaan Alam Pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia"

Post a Comment